Sunday, February 9, 2014

Sejarah Berdirinya Warkop DKI

Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas PancasilaJakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).

Personil

Dari semua personel Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

Era film

Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personel Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.

Proses kreatif

Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personel Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).

Filmografi

Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.[1]
  1. Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy SukaesihRahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi
  2. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia MalikZainal Abidin dan M. Pandji Anom
  3. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman BorismanIta Mustafa dan Itje Trisnawati
  4. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva ArnazDebby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman
  5. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva ArnazDorman Borisman dan A. Hamid Arief
  6. IQ Jongkok (1981) bersama Enny HaryonoMarissa Haque, dan Bokir
  7. Setan Kredit (1982) bersama Minati AtmanegaraNasir dan Alicia Djohar
  8. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam BellinaMat Solar dan Pietrajaya Burnama
  9. Chips (1983) bersama Sherly MalintonTetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom
  10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva ArnazLydia Kandou dan Us Us
  11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva ArnazLydia Kandou dan Us Us
  12. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira WibowoLia Warokka dan Aminah Cendrakasih
  13. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva ArnazLydia Kandou dan Us Us.
  14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia KandouNena RosierLia WarokkaLeily Sagita dan Kaharuddin Syah.
  15. Gantian Dong (1985) bersama Ira WibowoLia Warokka dan Advent Bangun
  16. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu AzhariNia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
  17. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva ArnazDian Nitami dan Wolly Sutinah
  18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
  19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam BellinaSusy Bolle dan Timbul
  20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo
  21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja EmaSilvana Herman dan Nia Zulkarnaen
  22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul ArifinSuyadi dan Sherly Malinton
  23. Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa PatsyIda Kusumah dan Tarsan
  24. Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna ShirleyPak Tile dan Eva Arnaz
  25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul ArifinZainal Abidin dan Sally Marcellina
  26. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva ArnazFortunella dan Hengky Solaiman
  27. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
  28. Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki FatmalaFortunellaFritz G. Schadt dan Gitty Srinita
  29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki FatmalaFortunella dan Sally Marcellina
  30. Salah Masuk (1992) bersama FortunellaGitty SrinitaTarida Gloria dan Angel Ibrahim
  31. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
  32. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella AnggrainiGitty Srinita dan Diah Permatasari
  33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah PermatasariGitty Srinita dan HIM Damsyik
  34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally MarcellinaPak Tile dan Taffana Dewi

    Diskografi

  35. (Indonesia) Warkop - Warung Tenda @ YouTube.com
  36. (Indonesia) Warkop - Pokoknya Betul @ YouTube.com
  37. (Indonesia) Warkop - Dokter Masuk Desa @ YouTube.com
  38. (Indonesia) Warkop - Makin Tipis Makin Asyik @ YouTube.com

Filmografi

0 comments: